Kupi Beugoh

Abu di Lheue, Ulama dengan Pribadi Santun dan Mustajab Doa---Bagian 2 Habis

Sebagai ulama kharismatik, Abu di Lheue memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi murid dan masyarakat.

Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
Tgk H Abdul Hadi, MA atau akrab disapa Waled Gp Gajah adalah Ketua HUDA Pidie sekaligus Ketua Umum Riadah (Ikatan Alumni Dayah Darul Falah Jeunieb) 

Kisah-kisah firasat Abuya sering beliau ceritakan sebagai bentuk penghargaan terhadap ilmu dan karamah para ulama.

  • Aktif Bersilaturrahmi dengan Ulama: Abu di Lheue menjalin hubungan erat dengan ulama-ulama besar di Aceh. 

Dayahnya sering dikunjungi tokoh-tokoh agama, yang membawa berkah dan semangat keilmuan bagi para santri.

  • Bijaksana dalam Membina Masyarakat: Beliau aktif menyelesaikan persoalan sosial seperti faraidh dan konflik warga. 

Dengan nasihatnya, pertikaian yang hampir berujung kekerasan bisa diselesaikan secara damai.

Ia juga rutin mengajar tafsir dan fikih setiap Jumat di Masjid Syuhada 44.

Mendukung Pemerintah yang Adil: Abu di Lheue mendukung kebijakan pemerintah selama sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua MUI Jeunieb dan aktif di organisasi PERTI.

Meski dekat dengan pemerintah, Beliau tetap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis.

Sosok Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang sabar, bijak, dan berpengaruh dalam membina umat serta menjaga kemurnian ajaran Islam di tengah masyarakat.

Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang sering menyampaikan kalam hikmah yang mendalam dan membangkitkan semangat. 

Beberapa petuah terkenalnya antara lain:

  • Lemah lembut membawa bahagia, keras dan membantah membawa celaka: Abu menekankan pentingnya sikap santun dan taat dalam hidup.
  • Mengaji jangan sekadar cari berkat: Santri muda harus belajar dengan tekun dan konsisten, bukan setengah hati.
  • Penuntut dan pengajar ilmu semakin banyak, tapi yang benar-benar tulus dan mendalam semakin sedikit: Abu mengingatkan pentingnya kualitas dalam menuntut dan mengajar ilmu.

Dayah bisa jadi tempat yang menggiurkan, tapi niat harus lurus: Ia mengajak agar pengabdian di dayah tidak tercemar oleh ambisi duniawi.

  • Jadilah santri yang tangguh: Seperti ayam jago, santri harus siap menghadapi tantangan di luar dayah.
  • Fokus belajar, jangan terlalu sibuk dengan urusan kampung: Silaturrahmi penting, tapi jangan sampai mengganggu proses menuntut ilmu.

Warisan Ilmiah Abu di Lheue

Didikan Abu di Lheue telah melahirkan generasi ulama yang tersebar di berbagai daerah, menyebarkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah bermazhab Syafi’i dan Asy’ari. 

Mereka menjadi penerus sanad keilmuan dan perjuangan Abu, menjaga kemurnian agama dan membimbing umat dengan hikmah dan keteguhan.

Abu di Lheue telah melahirkan banyak alumni yang kini menjadi tokoh penting di Aceh.

Di antaranya Tgk Mahyeddin M Daud (Ayah Nubok), Drs Abu Bakar Karim (Wakil Rektor IAIN Medan), Abon Muhammad Cot Tareum, dan Tgk Mahdi Umar (Waled Krueng Kiran).

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved