Pojok Humam Hamid
Samudra Pasai dan Jalur Rempah: Pusat Dunia di Ujung Utara Sumatra - Bagian XVIII
Samudra Pasai berdiri tepat di jalur rempah dunia, bagian dari sumbu pelayaran antara Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan.
Ini adalah titik strategis dalam peta dagang dan dakwah dunia Islam.
Dalam pandangan Gibb, Pasai adalah representasi dari proses Islamisasi yang berlangsung bukan melalui penaklukan, melainkan melalui pelayaran, perdagangan, dan interaksi sosial.
Ini menjelaskan mengapa Islam yang tumbuh di kawasan ini lebih inklusif, menyerap unsur lokal, dan menampilkan wajah maritim yang kosmopolit.
Perlu dipahami bahwa jalur rempah tidak hanya memindahkan komoditas.
Ia juga membawa gagasan, bahasa, makanan, pakaian, dan tentu saja agama.
Dalam jalur yang menghubungkan Afrika Timur, Teluk Persia, anak benua India, Nusantara, dan Tiongkok itu, Samudra Pasai menjadi semacam “ruang transit” bagi pertukaran gagasan dan identitas.
Kerajaan ini menjadi jembatan antara dunia Islam dan dunia Asia Timur, antara budaya pelaut dan pedagang dengan masyarakat agraris dan kerajaan-kerajaan daratan.
Posisi ini sangat menentukan arah sejarah.
Orbit Politik dan Spiritual
Sebelum Malaka naik daun, Pasai adalah pelabuhan yang paling dicari.
Sultan Pasai mengirim utusan ke Delhi dan Kairo, menunjukkan bahwa kerajaan ini telah menjadi bagian dari orbit politik dan spiritual dunia Islam.
Hubungan ini tidak hanya simbolik, melainkan juga strategis.
Koin emas yang ditemukan di wilayah Pasai menunjukkan sistem moneter yang telah mapan, dan menunjukkan kemampuan mereka dalam mengintegrasikan ekonomi lokal ke dalam sistem perdagangan global.
Beberapa ilmuwan bahkan menyebut bahwa koin-koin Pasai adalah di antara mata uang Islam tertua di Asia Tenggara.
Namun jalur rempah tidak hanya membawa kekayaan.
Ia juga membawa kompetisi.
Samudra Pasai
sejarah samudra pasai
kerajaan samudra pasai
pojok humam hamid
humam hamid aceh
Serambi Indonesia
Serambinews
rihlah ibnu batutah
samudra pasai dan jalur rempah
Jalur Rempah di Aceh
| Whoosh: Utang Politik, Utang Negara, dan Akal Sehat |
|
|---|
| Zohran Mamdani, Islamophobia, dan New York “Baru” |
|
|---|
| Samudera Pasai dalam Rihlah Ibnu Batutah, Catatan Sang Musafir dan Tafisran Orientalis – Bagian XVII |
|
|---|
| Prabowo dan Transisi Yang Belum Selesai: Inversi Model Mahathir-Najib Atau Sebaliknya? |
|
|---|
| Khan, Aboutaleb, dan Mamdani: Fenomena Migran Muslim Menjadi Pejabat Publik di Eropa dan AS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/HUmam-Hamid-Samudra-Pasai-dan-jalur-rempah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.