Salam
Kita Hanya Berdoa Bisa Berhaji ke Tanah Suci
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan Kakbah melalui metaverse tidak bisa dipraktikkan dalam kegiatan ibadah haji dan umrah
Sejauh ini belum ada definisi yang pasti, tapi metaverse sendiri dapat diartikan sebagai dunia virtual baru yang memungkinkan seseorang direpresentasikan dengan avatar, lalu dapat berinteraksi, bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dengan orang lainnya dalam ruang tiga dimensi (3D).
Berbagai perusahaan teknologi pun berlomba-lomba membuat "metaverse" versinya masing-masing.
CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan bahwa konsep metaverse sebenarnya tak lain adalah seperti membuat game.
"Membuat metaverse itu pada dasarnya adalah kemampuan menempatkan orang, tempat, dan benda dalam mesin fisika.
Lalu, semua orang, tempat, benda dalam mesin fisika tadi saling berhubungan.
Baca juga: Ibadah Haji di Metaverse Tak Penuhi Syarat, MUI: Beberapa Ritual Butuh Kehadiran Fisik
Sebagai contoh, di metaverse, seseorang dan kolega kerjanya bisa hadir di ruang rapat yang sama secara virtual yang diwakili menggunakan avatar.
Lalu dilengkapi dengan suara agar percakapan yang berlangsung layaknya benar-benar terjadi di sekeliling pengguna.
” Ruang debat tentang metaverse sedang terbuka lebar.
Kita yang awam ini tentu tak akan nimbrung di dalamnya, kecuali menunggu fatwa-fatwa dari para ulama.
Sambil memantau debat tentang ibadah haji dan umrah lewat metaverse, sebagai muslim yang patuh kepada Allah dan Rasulullah, maka ke sanalah kita berpedoman.
Sebab, pengertian berdasarkan syar’i, haji mabrur merupakan haji yang melaksanakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Allah Swt dan juga Nabi Muhammad Saw dengan menjalankan syarat, kewajiban, rukun, serta mejauhi hal yang dilarang atau tidak diperkenankan.
Jadi, yang terbaik bagi kita sekarang ini adalah berdoa agar Pemerintah Arab Saudi membuka peluang berhaji, sehingga para calon jamaah yang suda menunggu lama bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 2022.
Demikian juga, kegiatan umrah yang masih terbuka terbatas sekerang ini, kita doakan bisa berjalan lebih longgar.
Bukan hanya pada kuota jamaah, tapi juga pada kesempata berubadah di Mekkah dan Madinah bisa lebih leluasa, tidak terlalu dibatasi seperti sekarang ini.
Nah?!
Baca juga: Hampir 4.000 Orang Berangkat Umrah, Ibadah Haji Masih Tunggu Arab Saudi
Baca juga: Kementerian Agama Beri Tiga Opsi Ibadah Haji, Arab Saudi belum Beri Kepastian