Kupi Beungoh
Realitas Pendidikan Aceh: Tertutup dan Kalah Saing, Apa Solusinya?
Sebagai wujud implementasi keempat keistimewaan tersebut, di Aceh terdapat Kompleks Keistimewaan.
Posisi keempat, terdapat SMAS Lab School Banda Aceh dengan nilai UTBK 515,138 poin. Sekolah ini menempati peringkat ke-933 nasional.
Dari total 544 SMA atau yang sederajat, hanya empat sekolah asal Aceh yang berhasil masuk ke dalam kategori 1.000 sekolah dengan nilai UTBK terbaik.
Duh, inilah kondisi nyata dan faktual kondisi pendidikan di Aceh. Bagaimana dengan keadaan sekolah lainnya? Siapakah yang harus kita salahkan dalam keadaan ini? Kita tunggu jawaban dari Dinas Pendidikan Aceh.
Uang Habis, Besi Binasa
Dalam kondisi ini, Aceh pada tahun 2023 juga mendapatkan APBA Rp 11 triliun lebih dan Rp 2,7 Triliun lebih dialokasikan untuk mendongkrak pendidikan Aceh. (baca https://modusaceh.co, Menyoal Mutu dan Kepemimpinan Kadisdik Aceh, edisi 29 Juli 2023).
Dana sebesar Rp 2,7 triliun untuk pengembangan sektor pendidikan tidaklah kecil. Dana ini perlu dikelola dengan baik, transparan dan terukur. Terutama dalam upaya meningkatkan mutu, termasuk upgrading guru dan penyediaan buku bacaan.
Mengambil dari pengalaman pribadi saya ketika berada di jenjang SMA, buku paket yang dikirim dari pusat sangatlah sedikit dan terbatas sehingga membuat kami dan teman-teman lainnya harus mengalami keterbatasan belajar.
Hal ini otomatis akan berdampak pada konsentrasi dalam pembelajaran dikarenakan kurangnya sarana, sehingga fokus pembelajaran menurun dan berakhir pada menurunnya kualitas pendidikan.
Dengan begitu jika dana dikelola dengan baik secara menyeluruh dan melakukan pemerataan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana mulai dari jenjang SD sampai SMA atau bahkan sampai ke Perguruan Tinggi, maka nantinya setiap sekolah akan melahirkan alumni yang berkualitas yang mampu bersaing secara nasional, bahkan internasional.
Mutu dan Daya Saing
Indikator unggul bagi lulusan SMA/MA terletak pada mutu dan daya saing dalam mendapatkan kursi pada perguruan terbaik yang diinginkan. Dimana dia ikut tes maka dia akan lulus dengan nilai tinggi.
Sementara indikator utama unggul bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi adalah manakala alumni mudah dalam mendapatkan pekerjaan di dunia kerja atau kemampuan dalam membuka usaha untuk menampung tenaga kerja baru.
Jika masa tunggu ke fase kemandirian atau mendapatkan kerja yang layak sangat lama, misalnya di atas 5 tahun, maka ini akan menimbulkan masalah baru yaitu membengkaknya angka pengangguran dari kalangan yang memiliki gelar. Ini sejatinya menjadi PR bagi semua pihak.
Mutu pendidikan yang baik memiliki dampak yang luas, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Namun, meningkatkan mutu pendidikan bukanlah tugas yang mudah. Terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi. Selain itu, peran pemerintah dan masyarakat juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara semua pihak terkait, harapan kita untuk masa depan adalah adanya sistem pendidikan yang merata dan berkualitas di Aceh, dari peningkatan akses terhadap pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, terciptanya generasi yang terampil, kreatif, dan inovatif dan yang penting adalah daya saing dalam dunia kerja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.