KUPI BEUNGOH
Pilkada 2024 dan Visi Adun Mukhlis untuk Aceh Besar
Banyak kenangan dan pengalaman yang sangat membekas dalam diri saya terkait sosok Adun yang mungkin tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Hari-hari berlalu, perang semakin berkecamuk di Aceh seakan tidak ada pertanda kapan akan berakhir.
Kehendak Allah, pada 26 Desember 2004 tsunami meluluhlantakkan sebagaian wilayah pesisir Aceh, dan membuka mata kedua pihak yang bertikai untuk mencari solusi terbaik terhadap pembangunan Aceh.
Hingga tibalah sebuah kesepakatan damai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan GAM pada 15 Agustus 2005 yang kemudian dikenal dengan MoU Helsinki.
Selang beberapa bulan setelah itu, saat pihak GAM dan RI sedang menjalankan Aceh Monitoring Mission (AMM), seperti biasanya saya shalat Magrib di Masjid Gampong Lam Ara Tunong, kebetulan ketika itu yang menjadi muazin adalah seorang TNI dan Adun menjadi imam shalat.
Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan bagi saya. Betapa tidak, dua insan yang sebelumnya bertikai kemudian dipersatukan dalam sebuah jamaah shalat.
Selesai shalat, saat jalan pulang ke rumah saya berbarengan dengan Adun. Sambil berjalan, dia menepuk pundak saya dan mengingatkan saya tentang apa yang pernah dia ucapkan beberapa tahun lalu.

Adun mengingatkan saya ketika dia menolak saya untuk bergabung dengan GAM beberapa tahun silam. Saat itu dia meminta saya untuk jangan pernah mau jika ada orang yang menawarkan atau mengajak bergabung dengan partai politik manapun.
Karena menurutnya, GAM akan memiliki partai sendiri untuk melanjutkan perjuangan secara politik. Akan tetapi, dia tidak merincikan partai apa yang dimaksud.
Dan umumnya masyarakat Aceh saat itu belum mengetahui bahwa akan ada pembentukan partai lokal di Aceh yang merupakan salah satu isi dari MoU Helsinki.
Setelah dibentuknya Partai Aceh pada 17 Juli 2007, baru saya paham bahwa inilah yang dimaksud Adun ketika itu. Saat itu Adun meminta saya untuk berhenti bekerja di pemerintahan dan saya dipercayai menjadi ketua Partai Aceh Sagoe Kuta Malaka.
Dari situlah saya berproses dalam perpolitikan praktis, dan Adun yang menjadi mentor politik saya ketika itu.
Tahun 2009 Partai Aceh menjadi peserta pemilu pertama dan Alhamdulillah saya terpilih menjadi anggota DPRK Aceh Besar dan pada Pilkada 2012 Adun dipercayakan menjadi bupati Aceh Besar.
Ketika mengisi pemerintahan Aceh Besar, dalam berbagai kesempatan Adun selalu mendiskusikan berbagai persoalan-persoalan yang terjadi di Aceh Besar kepada saya.
Bahwa dia sangat sedih dengan kondisi Aceh Besar, salah satu kabupaten yang berada di pinggiran ibukota provinsi akan tetapi jauh tertinggal dibanding kabupaten-kabupaten lain di Aceh.
Adun memiliki visi besar terhadap kemajuan Aceh Besar. Sebagaimana diketahui, Aceh Besar memiliki latar belakang sejarah yang cukup membanggakan dalam berbagai sektor.
Pilkada Aceh Besar 2024
Visi Adun Mukhlis untuk Aceh Besar
Opini Kupi Beungoh
Sulaiman SE Tokoh Aceh Besar
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Dua Dekade Damai, Rakyat Masih Menanti Keadilan Pengelolaan Sumber Daya Alam |
![]() |
---|
Kampung Haji Indonesia dan Wakaf Baitul Asyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.