KUPI BEUNGOH

Pilkada 2024 dan Visi Adun Mukhlis untuk Aceh Besar

Banyak kenangan dan pengalaman yang sangat membekas dalam diri saya terkait sosok Adun yang mungkin tidak diketahui oleh kebanyakan orang.

Editor: Yocerizal
For Serambinews.com
Sulaiman SE, masyarakat Aceh Besar. 

Namun sejarah itu berbanding terbalik dengan fakta kehidupan masyarakat Aceh Besar saat ini.

Baca juga: 2 Bocah Disiram Air Baterai oleh Ayah Tiri, Sempat Ditagih Rp 12 Juta oleh RS hingga Digalang Donasi

Baca juga: Temuan Pj Wali Kota Lhokseumawe, Ada Pasien RS Arun Harus Dirawat di Luar Ruangan 

Baca juga: VIDEO - Polres Langsa Ungkap Peredaran Narkotika Jenis Kokain

Dari segi ilmu pengetahuan, Aceh Besar telah lebih maju jauh sebelumnya dibandingkan dengan daerah lain. 

Hal ini dibuktikan dengan adanya perpustakaan Islam tertua di Asia Tenggara yang diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-16 dan banyak sekali manuskrip serta karya-karya ulama Aceh yang tersimpan di dalamnya.

Namun sayangnya, itu hanya sebatas kejayaan masa lalu. Padahal Tgk Chik Tanoh Abe telah meletakkan pondasi kemajuan umat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Tidak ada yang bisa kita salahkan. Kondisi perang saat itu mengubah jalannya peradaban. Dan pascaperang seperti sekarang ini kita dapat memulai peradaban yang baru.

Ketika menjadi bupati, Adun memiliki keinginan kuat sekali bagaimana Aceh Besar harus menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Aceh.

Dayah-dayah peninggalan ulama Aceh harus dikembangkan lebih maju dan menjadi pengembang Ilmu Pengetahuan keagamaan sampai ke jenjang tinggi.

Situs-situs sejarah yang tersebar di Aceh Besar harus dilestarikan dan menjadi objek kajian/penelitian dari berbagai kalangan. Sehingga itu akan menjadi destinasi sejarah yang mengundang daya tarik masyarakat untuk datang ke Aceh Besar.

Dengan begitu akan memberikan dampak multiplier bagi masyarakat setempat, yaitu pendidikan, wisata dan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, saat Adun menjadi bupati, dia terus melakukan upaya-upaya politik ke Pemerintah Pusat untuk mewujudkan visi tersebut.

Dan yang paling memungkinkan saat itu adalah mendirikan Kampus Seni Aceh yang kemudian kita kenal Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) di Jantho, Aceh Besar.

Ketika meresmikan kampus tersebut, ia bercerita kepada saya bahwa dia sangat haru dan bangga. Dia sangat mencintai dunia pendidikan. Menurutnya, putus pendidikan yang dialaminya karena situasi saat itu jangan sampai dirasakan oleh generasi selanjutnya.

Generasi Aceh Besar tidak boleh putus pendidikan dengan alasan apapun. Jika alasannya jarak tempuh yang jauh, maka kita harus bangun kampus di Aceh Besar.

Jika alasannya masalah ekonomi, kita harus tingkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai dengan bidang yang dia geluti.

Bahkan, di usianya yang tidak lagi muda Adun tidak malu untuk belajar kepada siapapun, dan dia tidak segan bertanya apapun yang tidak dia ketahui. Kadang, dia meminta orang lain yang lebih paham untuk mengajari dirinya terkait apa yang tidak dia pahami.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved