Kupi Beungoh
Mualem akan Ketemu Bobby di Medan?: Rencong Kiri-Kanan, Pulau jangan Hilang – Bagian 3
Ironi ini bukan main. Yang dahulu membuat Indonesia kalah di luar negeri, kini diterapkan oleh Indonesia sendiri di dalam negeri.
Soal keadilan.
Baca juga: Jakarta, Aceh, Singkil: Mangkir Bukan Sekadar Nama Pulau – Bagian 1
Baca juga: Pulau Ligitan, Sipadan, dan Empat Pulau Singkil: Keadilan yang Terbalik – Bagian 2
Spekulasi Tekanan Politik
Bila logika Ligitan-Sipadan diterapkan pada kasus ini, maka seharusnya keempat pulau itu tetap dalam wilayah Aceh.
Tapi sayangnya, urusan ini tak ditentukan oleh akal sehat atau hukum, melainkan oleh politik: siapa menantu siapa, siapa gubernur mana.
Banyak rakyat Aceh kecewa.
Apalagi saat beredar kabar bahwa sebelumnya Mualem menolak bertemu Bobby saat sang Gubernur Sumut datang ke Banda Aceh.
Mualem disebut malah meninggalkan pertemuan untuk rapat internal dan berangkat ke Pantai Barat Selatan.
Tapi kini, ia malah akan datang ke Medan?
Tentu pertanyaan publik menggelinding: ada apa?
Apakah ia datang untuk menyatakan “time out” dulu gubernur Bobby?
Ataukah justru untuk meneguk pahitnya kompromi?
Tak sedikit yang berspekulasi bahwa Mualem tengah ditekan.
Tekanan bisa berwujud banyak hal: dari rayuan politik, hingga bayangan “blackmail”.
Hal ini sudah lama tak terjadi, walau ini bukan hal asing di Indonesia.
Apalagi jika yang dihadapi adalah menantu Mantan Presiden dan abang ipar Wakil Presiden.
Politik, kita tahu, punya banyak cara untuk membuat orang diam, bahkan berbalik arah.
pulau yang hilang
Pulau Aceh Direbut Sumut
sengketa pulau
rencong kiri kanan dompet bisa hilang
Bobby Nasution
Mualem
Muzakir Manaf
kupi beungoh
Humam Hamid
Integritas dan Sistem Bercerai, Korupsi Berpesta |
![]() |
---|
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.