Kupi Beungoh

Koperasi Merah Putih Syariah: Jalan Menuju Rujukan Dunia Islam?

setelah lebih dari satu dekade, implementasi ekonomi syariah di Aceh belum banyak menunjukkan transformasi mendalam. 

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Muhammad Nasir, Dosen Tetap pada Magister Keuangan Islam Terapan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan Nazhir di Lembaga Wakaf Gen Cahaya Peradaban Lhokseumawe. 

Membangun ekonomi Islam yang berkeadilan bukan sekadar soal mengganti istilah konvensional dengan label syariah. 

Ini menyangkut cara pandang terhadap nilai, kekuasaan, dan distribusi. 

Selama praktik ekonomi syariah dijalankan secara formalistik—menggunakan akad seperti murabahah atau ijarah sekadar sebagai instrumen transaksi tanpa memaknai ruh keadilan, transparansi, dan keberpihakan kepada yang lemah—maka ia berisiko menjadi sekadar kapitalisme berwajah santun. 

Padahal, tujuan syariah (maqashid al-syariah) menuntut lebih: sebuah sistem yang memuliakan kerja, menjamin keseimbangan, dan menempatkan kemaslahatan sebagai orientasi utama.

Koperasi Merah Putih Syariah, dalam semangatnya, tak seharusnya dilihat hanya sebagai alternatif teknokratis, melainkan sebagai bagian dari arus perubahan yang menantang sistem yang timpang. 

Ia menyuarakan etika baru dalam ekonomi—di mana keuntungan tidak dibangun di atas derita, dan keberkahan menjadi nilai ukur yang setara pentingnya dengan efisiensi.

Bila langkah ini terus dijalani dengan ketulusan niat dan kejujuran gerak, maka Aceh tak hanya akan memiliki satu model kelembagaan ekonomi syariah, tetapi juga satu jejak sejarah—bahwa dari bumi Serambi Mekkah, telah lahir satu bentuk ikhtiar kolektif yang memadukan iman, ilmu, dan kerja nyata.

Karena pada akhirnya, cita-cita besar tidak tumbuh dari slogan yang lantang, melainkan dari keberanian menapakinya dalam kerja yang tekun dan berkesinambungan.

Dengan tekad yang jernih, ikhtiar yang tulus, dan semangat yang tak kenal surut, visi itu akan menemukan pijakannya—menjejak kuat di bumi Serambi Mekkah, tempat di mana spiritualitas bertemu kerja nyata, dan harapan ditanam sebagai amal yang tak putus. Insya Allah.

*) PENULIS adalah Dosen Tetap pada Magister Keuangan Islam Terapan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan Pembina Yayasan Generasi Cahaya Lhokseumawe.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved