Kupi Beungoh
Pembelajaran Mendalam 'deep learning', Dalam Pandangan Islam Dan Prakteknya
Pembelajaran mendalam (deep learning) yang sekarang ini sedang trend, dalam berbagai seminar, workshop, pelatihan
Poin Penting Dalam Pembelajaran Mendalam (deep learning).
• Pemahaman yang mendalam:
• Keterampilan berpikir tingkat tinggi:
• Keterlibatan aktif:
• Relevansi dan makna:
• Keterampilan abad ke-21:
• Pembelajaran berbasis proyek:
• Diskusi dan kolaborasi:
• Umpan balik yang konstruktif:
• Pemanfaatan teknologi:
Point-point tersebut, sebelum digaungkan baru-baru ini, sudah diterapkan ribuan tahun yang lalu oleh oleh Rasulullah dalam mendidik sahabat.
Berikut ini saya uraikan penerapan "Pembelajaran Mendalam (deep learning)" yang dicontohkan dan dipraktekkan oleh Rasullullah SAW, dalam Pendidikan Islam.
Point pertama Pemahaman Mendalam.
Pembelajaran mendalam artinya, pembelajaran yang berfokus pada pemahaman konsep yang lebih dalam daripada sekadar menghafal informasi.
Sebagai contoh saya ambil pembelajaran shalat. Dalam pembelajaran shalat kepada sahabat, Rasulullah SAW mengajarkan makna shalat, dalil-dalil yang mewajibkan shalat, hukuman bagi yang meninggalkan shalat, syarat sah shalat, yang membatalkan shalat, syarat dan rukun shalat, hikmah shalat (mencegah daperbuatan keji dan munkar), ketika diteliti shalat punya hikmah dari sudut pandang aqidah, ibadah, fikih kesehatan, sosial, dan lainnya.
Point Kedua, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi:
Pendekatan ini dimaksudkan untuk mendorong siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan evaluatif.
Sebagai contoh kita lihat Al-Qur'an, Surat Ali Imran ayat 190 yang artinya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal"
Dalam ayat lainnya Allah sebutkan;
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?” “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” “Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Qs. Al Ghosyihah : 17-20.
Dari kedua ayat di atas, manusia diminta berfikir kritis, menganalisa, dan menilai adakah yang mampu menciptakan langit tanpa tiang, gunung yang tinggi menjulang, laut yang luas membentang seolah tak bertepi dan sangat dalam, kecuali Allah SWT. Lalu kenapa manusia sombong, tidak menyembah Allah, tidak mengutamakan Allah, tidak mengikuti perintah Allah, tidak merujuk kepada kitab-kitab Allah, tidak mengikuti sunnah Rasul Allah. Kenapa manusia lebih patuh dan lebih takut kepada manusia ketimbang Rab-Nya, Allah SWT.
Sungguh, seorang muslim yang dekat dengan Al-Qur'an dan Hadits itu cerdas, ilmunya menembus langit dan bumi, menembus segala zaman, oleh karena itu belajar dan ajarkan Al-Qur'an dan Hadits dengan benar kepada anak didik. Sampaikan sebagaimana yang disampaikan Rasulullah, termasuk perbedaan, untuk mempermudah beribadah dan beramal shaleh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.