Kupi Beungoh

Pembelajaran Mendalam 'deep learning', Dalam Pandangan Islam Dan Prakteknya

Pembelajaran mendalam (deep learning) yang sekarang ini sedang trend,  dalam berbagai seminar, workshop, pelatihan

Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

Jangan terlalu kagum dengan ilmu yang berasal dari seorang yang bukan muslim, kecuali yang baik dan bermanfaat buat diri dan umat, sekadar untuk melengkapi dan membuktikan kebenaran Islam, dan kebenaran syari'at-Nya.

Point ketiga, Keterlibatan aktif

Point ini dimaksudkan agar siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar, bukan hanya menerima informasi secara pasif. 

Untuk cara belajar, disebutkan dalam Al-Qur'an bermusyawarahlah dengan anak didik. Kita lihat para sahabat dalam belajar  ada yang menggunakan cara mencatat, ada yang  mendengar ceramah Rasulullah, ada yang melihat cara praktek Rasulullah SAW, ada yang bertanya jawab.  Untuk cara belajar Rasulullah menyerahkan kepada anak, bagaimana mudah dan menyenangkan baginya, sehingga semua anak didik aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat kita lihat penjelasannya dalam ayat Al-Qur'an berikut ini:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
( QS. Surat Ali-Imran: 159)

Point keempat, Relevansi dan Makna:

Pembelajaran mendalam menekankan pada bagaimana siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan kehidupan nyata dan pengalaman mereka. 

Dalam pembelajarannya,  Rasulullah SAW melakukan pembelajaran dengan lemah-lembut, dan tidak pilih kasih. Ketika suatu waktu Rasulullah pilih kasih dan bermuka masam Allah SWT langsung menegur Rasulullah agar tidak bermuka masam. Kita lihat ayat Al-Qur'an berikut ini menegur Rasulullah SAW yang bermuka masam kepada salah satu anak didiknya.

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),
 atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy), maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang dia takut (kepada Allah),
engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. (QS. 'Abasa ayat 1-10). 

Peristiwa ini mengajarkan umat Islam tentang makna kasih sayang, dan tidak pilih kasih dalam mendidik. Sangat relevan dengan banyak kasus kekerasan, buly, pilih kasih yang sekarang marak terjadi dalam dunia pendidikan.

Point kelima, Keterampilan abad ke-21:

Pembelajaran mendalam membantu siswa mengembangkan keterampilan yang penting di abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan kreativitas. Dalam praktiknya, pembelajaran mendalam dapat diimplementasikan melalui berbagai strategi, seperti: 

Untuk media pembelajaran, harus disesuaikan dengan tujuan, materi dan media pembelajaran yang ada. Tidak semua materi pembelajaran harus menggunakan IT, terdapat materi pembelajaran cukup dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran yang dapat merangkul gaya belajar anak, visual, auditorual dan kibestetik, sehingga pembelajarannya menarik dan menyenangkan.

Abad 21 adalah Era Teknologi, beberapa ayat berikut ini dapat dikaitkan dengan tema ini antara lain:
• 1. QS. Al-Alaq (96): 1-5:
Ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk membaca dan menuntut ilmu, yang menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
• 2. QS. Al-Ankabut (29): 43:
Ayat ini menyebutkan bahwa Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan untuk manusia agar mereka berpikir dan memahami. 
• 3. QS. Al-Anbiya (21): 80:
Ayat ini menceritakan tentang Nabi Daud yang diajarkan membuat baju besi, menunjukkan pentingnya teknologi dalam kehidupan manusia. 
• 4. QS. Yasin (36): 41-42:
Ayat ini menceritakan tentang bahtera yang membawa keturunan Nabi Nuh, yang dapat diinterpretasikan sebagai bentuk teknologi transportasi pada masa itu. 
• 5. QS. Ar-Rahman (55): 33:
Ayat ini menantang manusia untuk menembus penjuru langit dan bumi, yang mendorong manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Point keenam Pembelajaran berbasis proyek:

Siswa terlibat dalam proyek yang menantang dan relevan, di mana mereka menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Sabagai contoh kita pilih kisah pemindahan Hajar Aswaf.  Masalah penempatan Hajar Aswad pada masa Jahiliyah, ketika terjadi perselisihan antar suku Quraisy mengenai siapa yang berhak menempatkannya, berhasil diselesaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau menawarkan solusi cerdas dengan meletakkan Hajar Aswad di atas kain, lalu setiap pemimpin suku memegang ujung kain dan mengangkatnya bersama-sama, hingga akhirnya diletakkan di tempatnya. 

Berikut adalah penjelasan lebih detail:
a.  Perselisihan:
Sebelum Islam datang, suku-suku Quraisy berebut kehormatan untuk menempatkan Hajar Aswad di tempatnya saat renovasi Ka'bah. 

b. Solusi Nabi Muhammad:
Nabi Muhammad SAW mengusulkan agar Hajar Aswad diletakkan di tengah kain, lalu tiap pemimpin suku memegang ujung kain dan bersama-sama mengangkatnya hingga dekat tempatnya. Setelah itu, beliau sendiri yang meletakkan batu tersebut di tempatnya. 

c. Penyelesaian Konflik:
Cara ini berhasil meredakan ketegangan dan menghindari pertumpahan darah karena semua suku merasa terwakili dan terhormat dalam proses tersebut. 

d. Makna Penting:
Tindakan Nabi Muhammad ini menunjukkan kebijaksanaan, kepemimpinan, dan kemampuannya dalam menyelesaikan konflik, yang kelak menjadi salah satu contoh teladan bagi umat Islam. 

Point ketujuh, Diskusi dan kolaborasi:

Siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk memecahkan masalah dan membangun pemahaman bersama. 

"...dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu..." ( QS. Surat Ali-Imran: 159)
Dalam contoh lain kita bisa lihat dalam kisah perjuangan dan peperangan di masa Rasulullah SAW.

Point keenam, Umpan balik yang konstruktif:
Guru memberikan umpan balik yang jelas dan membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Umpan balik yang konstruktif adalah memberikan komentar dan saran yang bertujuan untuk membantu seseorang meningkatkan kinerja atau perilakunya, bukan untuk menyerang atau merendahkan. Umpan balik ini harus spesifik, jelas, dan fokus pada tindakan yang bisa diubah, bukan pada sifat pribadi seseorang. 

Kerika seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang lupa, dan dipaksa mengatakan Latta, Uzza, dan Manat, dalam hal ini Rasulullah memberitahukan: 

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memaafkan dari umatku kesalahan, kelupaan, dan apa yang mereka dipaksakan untuk melakukannya

Point kedelapan, Pemanfaatan teknologi:

Menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran mendalam, seperti simulasi, platform kolaborasi, dan sumber daya online. 
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih mandiri, kritis, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. 

Hadis tentang "urusun duniamu, kalian lebih tahu" (أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ) memiliki asbabul wurud (sebab turunnya hadis) yang berkaitan dengan kisah penyerbukan kurma di masa Nabi Muhammad SAW. 

Ketika itu, Nabi memberikan saran terkait penyerbukan, namun kaum Anshar menganggapnya sebagai wahyu dan meninggalkan cara penyerbukan yang biasa mereka lakukan. Hasilnya, panen mereka buruk. Kemudian Nabi bersabda: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian". Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi tidak selalu memberikan petunjuk teknis terkait urusan dunia, dan umat Islam diberi kebebasan untuk menggunakan akal dan pengalaman mereka dalam mengelola urusan dunia. 

Wallahu'alam.

 

*) PENULIS adalah  Dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved