IPB dan AGC Kolaborasi Atasi Konflik Gajah-Manusia di Ulu Masen
Kolaborasi ini bertujuan memperkuat tata kelola lahan berbasis masyarakat, khususnya melalui lembaga mukim adat Aceh.
SERAMBINEWS.COM, BOGOR - Universitas IPB bersama Yayasan Aceh Green Conservation (AGC) resmi menjalin kerja sama strategis untuk mengatasi konflik antara manusia dan gajah di lanskap hutan Ulu Masen, Aceh.
Kolaborasi ini bertujuan memperkuat tata kelola lahan berbasis masyarakat, khususnya melalui lembaga mukim adat Aceh, guna menciptakan solusi berkelanjutan di zona konflik.
Konflik gajah-manusia di Aceh kerap dipicu oleh perebutan ruang hidup dan sumber daya.
Gajah merusak lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur, sementara manusia kerap mengalami cedera atau bahkan kematian saat mengusir gajah.
Sebaliknya, gajah juga menjadi korban pembunuhan, jerat, racun, hingga tembakan sebagai bentuk pembalasan.
Penyebab utama konflik ini adalah fragmentasi habitat akibat pembukaan hutan untuk pertanian dan pemukiman, yang memaksa gajah keluar dari jalur migrasi alami dan mendekati wilayah manusia.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim (PPLH LRI) Universitas IPB dan AGC menggelar riset aksi di kawasan Ulu Masen seluas 738.856 hektare yang mencakup lima kabupaten di Aceh.
Baca juga: Polisi di Nagan Raya Tahan Seorang Warga Mengaku Jurnalis Terkait Kasus Penganiayaan
Baca juga: BBM di Sejumlah Daerah Kosong, Bisa Hambat Ekonomi Rakyat, Akademisi : Pertamina Perlu Dievaluasi
Riset ini melibatkan akademisi dari IPB, BRIN, Universitas Syiah Kuala, Universitas Jember, Universitas Teuku Umar, Universitas Ibnu Khaldun, serta mitra lokal dari AGC.
Penelitian ini didukung oleh hibah kompetitif global dari RECOFTC-The Center for People and Forest, dengan dukungan Pemerintah Swedia. Hibah ini menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan lanskap hutan berbasis masyarakat.
Diskusi pematangan desain riset digelar di Bogor pada 23-25 Oktober 2025, melibatkan peneliti dan praktisi konservasi.
Fokus utama adalah menyusun strategi berbasis bukti untuk mitigasi konflik gajah-manusia, perbaikan tata kelola hutan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Ulu Masen adalah habitat penting bagi Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera. Konflik yang meningkat akibat ekspansi lahan menjadi tantangan utama konservasi,” ujar Dr Yudi Setiawan, Kepala PPLH IPB University.
Ia menekankan bahwa riset ini adalah investasi jangka panjang dalam keadilan lanskap dan ketahanan iklim.
“Dengan menempatkan komunitas mukim dan pengetahuan lokal sebagai pusat tata kelola, kita membangun model yang bisa direplikasi secara lokal dan global,” tambahnya.
Baca juga: Silvermen Gentayangan di Aceh, Budayawan Cek Midi: Merusak Norma Islam dan Keacehan
Baca juga: Penolakan Slank Dinilai Berlebihan, Budayawan Aceh: Musik Bisa Jadi Jembatan Edukasi
Menjadi Fondasi Penting
Dr Tjahjo Tri Hartono, Principal Investigator riset ini, menyatakan bahwa dukungan RECOFTC memungkinkan pendekatan riset yang integratif dan aplikatif.
| Untuk Menjaga Kelestarian Hutan Pengelolaan Sawit Aceh akan Bebas Deforestasi |
|
|---|
| Aceh Timur Akan Data Kawasan Rawan Konflik Antara Manusia dengan Satwa |
|
|---|
| NGERI, Seorang Pria di Bener Meriah Diserang Gajah Liar Korban Sempat Terjatuh ke Jurang |
|
|---|
| Perjuangan TA Khalid Suarakan Konflik Gajah-Manusia, hingga Akhirnya jadi Perhatian Presiden |
|
|---|
| Pengukuhan Komisariat Daerah Aceh Himpunan Alumni Kehutanan IPB University |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.