Breaking News

Sosok Begendang, Warga Suku Anak Dalam Rela Bayar Rp 85 Juta Demi Rawat Bilqis, Tak Sadar Ditipu

Sindikat penculikan anak tersebut memanfaatkan kepolosan Begendang SAD yang sebagian besar tidak bisa membaca dan menulis.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/Jambihits
Bilqis Ramdhani (4) yang berada diatas pangkuan masyarakat Suku Anak Dalam sambil menangis saat hendak diserahkan ke polisi di kawasan hutan Kecamatan Merangin, Jambi, Sabtu (8/11/2025). 

Dalam tradisi Orang Rimba, memiliki banyak anak adalah kebanggaan dan sumber kekuatan.

Karena itu, Begendang menyayangi Bilqis seperti anak kandungnya sendiri.

Ketika Bilqis akhirnya dibawa kembali oleh petugas untuk dipulangkan kepada orangtuanya di Makassar, Begendang menangis haru.

Kesedihan itu begitu dalam hingga dua hari kemudian ia memutuskan untuk melakukan melangun, tradisi pindah tempat untuk mengobati luka batin akibat duka mendalam, biasanya karena kematian atau kehilangan berat.

Jika sebelumnya Begendang hanya berpindah dari satu area kebun ke area lain demi mencari sumber makanan atau air, kali ini ia memilih pergi jauh, menuju perbatasan Jambi–Sumatera Barat, untuk meredakan kesedihan yang membekapnya.

Baca juga: Penculikan Bilqis, Negosiasi Alot 2 Hari hingga Polisi Harus Memohon ke Suku Anak Dalam

Pertemuan Biqis dengan Begendang

Pertemuan Bilqis, korban penculikan anak dari Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Begendang, Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba, terjadi melalui peran penculik Bilqis, Ade Frianto Syahputra S (36) dan Mery Ana (42).

Lalu, bagaimana mereka bisa bertemu, padahal Orang Rimba seperti Begendang sangat pasif, hanya menetap di Jambi dan tak pernah bepergian jauh, sampai keluar Jambi?

"Ini kan sore. Dia (pelaku) malam ke sini, sekitar jam 6 lebih bawa Bilqis," kata tokoh Suku Anak Dalam, Tumenggung Sikar, di rumahnya, Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, Kamis (13/11/2025).

Tumenggung Sikar tidak mengetahui dengan pasti kapan mereka berkomunikasi dan siapa yang memperkenalkan.

Ia memperkirakan hubungan mereka melalui sambungan telepon, sebelum memutuskan bertemu pada Selasa (4/11/2025) di rumah Temenggung Sikar.

"Tahu-tahu anak menantu saya (Begendang) sudah di sini," kata dia.

Dalam pembicaraan antara pelaku dengan Begendang, Tumenggung Sikar menyebut pelaku sudah dari siang keliling dan berkali-kali menawarkan agar ada orang yang bersedia merawat Bilqis.

"Kami sudah tidak bisa merawat, tidak punya biaya. Kalau ada yang mau merawat, ambillah," cerita Sikar.

Begendang pun mengungkapkan rasa ketertarikan untuk merawat Bilqis karena kasihan dengan kondisinya, yang tampak kelelahan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved