Breaking News

KUPI BEUNGOH

HIV di Banda Aceh, Fenomena Sunyi yang Kian Mengkhawatirkan

Kota Banda Aceh sering dilihat sebagai kota dengan nilai moral yang terjaga, aturan sosial yang ketat, dan kontrol komunitas yang kuat.

Editor: Yocerizal
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
dr Devrina Maris, Alumnus Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Syiah Kuala dan Pemerhati Masalah HIV/AIDS. 

Komunitas bisa menjadi benteng pertama untuk melawan penyebaran HIV. Misalnya, kelompok pemuda masjid bisa mengadakan kajian kesehatan dengan narasumber dokter, sekolah bisa menyisipkan edukasi kesehatan reproduksi dalam pelajaran, dan media lokal bisa membuat liputan yang membangun kesadaran publik.

Harapan di Tengah Kekhawatiran

Meski situasinya mengkhawatirkan, harapan selalu ada. Beberapa inisiatif lokal sudah mulai bergerak, seperti kampanye “Ayo Tes HIV” yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dan relawan. 

Kesadaran mulai tumbuh bahwa membicarakan HIV bukanlah hal yang memalukan, tetapi justru langkah penting untuk melindungi diri dan orang lain.

Banda Aceh punya modal sosial yang kuat: solidaritas masyarakat, kepedulian terhadap sesama, dan rasa ingin menjaga nama baik kota. 

Jika modal ini diarahkan untuk melawan HIV, bukan tidak mungkin kita bisa menekan laju penyebarannya.

Menutup Mata Bukan Solusi

Virus ini tidak akan berhenti hanya karena kita memilih untuk diam. Justru, dalam diam itulah HIV berkembang paling cepat. 

Banda Aceh harus mulai membicarakan HIV secara terbuka, jujur, dan ilmiah tanpa rasa takut atau malu. 

Edukasi, tes, pengobatan, dan dukungan sosial adalah empat pilar utama yang harus kita perkuat.

Baca juga: Satbrimob Disposal Bom Militer, Ditemukan di Kebun Warga Lhoong Aceh Besar

Baca juga: Militer Israel Bombardir Doha Ibu Kota Qatar, Klaim Targetkan Para Pemimpin Hamas

HIV bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi juga ujian bagi kemanusiaan kita: apakah kita memilih untuk menghakimi atau membantu? 

Apakah kita memilih untuk membiarkan stigma membunuh lebih banyak orang, atau berani membuka jalan bagi kesembuhan dan harapan?

Di akhir hari, pilihan itu ada pada kita semua. Banda Aceh bisa menjadi contoh bagaimana sebuah kota yang religius mampu menghadapi tantangan kesehatan modern dengan keberanian, empati, dan keterbukaan. 

Tetapi itu hanya akan terjadi jika kita mau melihat masalah ini apa adanya dan bertindak sebelum terlambat.

*) PENULIS adalah Alumni Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Syiah Kuala (USK) dan Pemerhati Masalah HIV/AIDS.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved