KUPI BEUNGOH
Menjaga Semangat Helsinki, Menjamin Keadilan OTSUS Aceh
Tanpa MoU ini, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) tak mungkin lahir.
Semangat Helsinki harus tetap menjadi kompas. Aceh sudah membayar harga terlalu mahal untuk konflik.
Jika revisi ini gagal menyentuh substansi, kekhususan Aceh akan kehilangan makna. Tetapi jika dilakukan dengan visi, keberanian, dan komitmen, revisi UUPA dapat menjadi tonggak sejarah baru.
Negara harus membuktikan bahwa keadilan berlaku setara: Aceh tidak boleh diperlakukan lebih rendah dari Papua.
Kini, saatnya memastikan revisi UUPA menjadi wujud nyata janji negara kepada rakyat Aceh—janji keadilan, janji perdamaian, dan janji kesejahteraan. Hanya dengan cara itu Aceh bisa bergerak dari luka masa lalu menuju masa depan yang bermartabat dalam bingkai Indonesia.
*) PENULIS adalah Tenaga Ahli DPR RI dan Research Assistant, Department of Political Science, The National University of Malaysia
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Dari Aceh Untuk Indonesia dan Dunia: Ajarkan Sejarah Aceh Dalam Muatan Lokal di Sekolah |
![]() |
---|
Kolegium Kesehatan Antara Regulasi dan Independensi |
![]() |
---|
Revisi UUPA, Pengkhianatan di Balik Meja Legislatif yang Menjajah Hak Rakyat Aceh |
![]() |
---|
Baitul Mal Aceh: Masihkah Menjadi Lentera Umat? |
![]() |
---|
September Pendidikan Aceh: Hardikda, Darussalam, dan Jejak Abadi Prof. Safwan Idris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.