Kupi Beungoh
Bioskop Syariah Sebagai Solusi Industri Perfilman di Aceh
Bioskop syariah merupakan bentuk bioskop yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan memiliki aturan yang ketat dalam menyajikan film.
Oleh: Syauqas Rahmatillah*)
Industri perfilman di Aceh memiliki potensi yang besar untuk berkembang dengan pesat. Namun, masalah utama yang dihadapi oleh industri perfilman di Aceh adalah tidak adanya bioskop di daerah ini.
Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa pendirian bioskop syariah dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini.
Bioskop syariah merupakan bentuk bioskop yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan memiliki aturan yang ketat dalam menyajikan film.
Hal ini tentunya sangat sesuai dengan keadaan Aceh yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan memiliki nilai-nilai agama yang kuat.
Dengan adanya bioskop syariah, masyarakat Aceh dapat menonton film yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
Tidak hanya itu, bioskop syariah juga dapat membantu industri perfilman di Aceh berkembang dengan pesat.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri perfilman di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Banyak film lokal yang berkualitas dan mendapatkan pengakuan di kancah internasional.
Baca juga: Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa, Titanic Akan Diputar Kembali di Bioskop Rayakan 25 Tahun
Hal ini menunjukkan bahwa industri perfilman di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang.
Tentunya, pendirian bioskop syariah memerlukan dukungan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangannya.
Dengan adanya bioskop syariah, diharapkan dapat membuka peluang bagi industri perfilman di Aceh untuk berkembang dan mampu bersaing dengan industri perfilman di daerah lainnya.
Dalam hal ini, pemerintah dan pelaku industri perfilman di Aceh dapat bekerja sama untuk merancang konsep bioskop syariah yang sesuai dengan keadaan masyarakat Aceh dan nilai-nilai Islam yang dianut oleh masyarakat aceh.
Selain itu, perlu juga adanya dukungan dari para pengusaha untuk membangun bioskop syariah di Aceh.
Bioskop syariah adalah konsep bioskop yang mengedepankan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspeknya.
Konsep ini mencakup pemilihan film-film yang sesuai dengan ajaran agama Islam, regulasi yang ketat terhadap konten yang ditampilkan, serta penataan ruang yang mengedepankan suasana yang tenang dan nyaman bagi penonton.
Dengan konsep ini, diharapkan bioskop syariah dapat menjadi alternatif hiburan yang halal dan menyenangkan bagi masyarakat Aceh.
Baca juga: Mengembalikan Bioskop di Aceh Pasca 18 Tahun Tsunami
Sejarah bioskop di aceh
Aceh sudah memiliki bioskop sejak tahun 1900-1936.
Beberapa bioskop yang berkambang saat itu seperti Deli Bioscoop di Kota Banda Aceh, Bioscoop di Bireuen, kemudian ada Bioscoop di Langsa, Tiong Wha Bioscoop di Lhokseumawe, dan Sabang Bioscoop di Sabang, Gemeente Bioscoop di Sigli.
di banda aceh sendiri ada beberapa seperti sinar imdah bioskop di peunayong, jelita theatre di beurawe, garuda teathre di jalan muhammad jam, bioskop gajah di simpang lima, bioskop merpati di peunayong dan PAS di pasar aceh shopping centre.
Hilangnya bioskop di aceh
bencana Gempa dan Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam kemudian adanya Qanun Syariat Islam yang diberlakukan ditambah dengan adanya desakan dari masyarakat Aceh pada umumnya dan Kota Banda Aceh pada khususnya menyebabkan bioskop di Kota Banda Aceh ditutup.
Sedangkan ada faktor lainnya yang menjadikan bioskop di kota Banda Aceh ditutup karena beberapa hal seperti adanya faktor konflik, faktor masuknya Televisi, dan masuknya atau beredarnya video.
Baca juga: Bioskop dan Peradaban
Manfaat bioskop syariah
bioskop syariah mengedepankan nilai-nilai keislaman, sehingga dapat membantu menjaga moralitas dan akhlak masyarakat.
Selain itu, dengan regulasi yang ketat terhadap konten yang ditampilkan, bioskop syariah dapat membantu mencegah munculnya film-film yang mengandung unsur negatif atau merugikan.
Kedua, bioskop syariah dapat menjadi alternatif hiburan yang halal dan menyenangkan bagi masyarakat Aceh.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Aceh sangat mengedepankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya bioskop syariah, masyarakat dapat menikmati tayangan film yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman tanpa harus khawatir dengan unsur negatif atau merugikan.
Ketiga, bioskop syariah dapat menjadi solusi bagi para sineas Aceh untuk mengekspresikan kreativitas dan bakat mereka.
Dalam industri perfilman Aceh yang masih terbilang kecil, para sineas seringkali mengalami kendala dalam memasarkan karya-karyanya.
Baca juga: Perlukah Menghidupkan Lagi Bioskop di Aceh?
Dengan adanya bioskop syariah, para sineas dapat memasarkan karya-karyanya dengan lebih mudah dan efektif.
Dengan adanya bioskop syariah, masyarakat Aceh dapat menikmati hiburan di bioskop tanpa harus merasa khawatir dengan tayangan yang bertentangan dengan norma-norma agama yang dianut di Aceh.
Selain itu, dengan penerapan bioskop syariah ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Aceh yang berminat di bidang perfilman.
Namun, tentu saja perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dalam menjalankan bioskop syariah ini.
Pemerintah Aceh bisa memberikan insentif atau bantuan untuk mendukung industri perfilman di Aceh, terutama bioskop syariah.
Selain itu, masyarakat juga perlu mendukung dengan cara mengunjungi bioskop syariah dan menonton film yang sesuai dengan syariat Islam.
Di sisi lain, bioskop syariah juga bisa menjadi media untuk mengedukasi masyarakat tentang Islam yang moderat dan toleran.
Dalam film-film yang ditampilkan di bioskop syariah, dapat diselipkan pesan-pesan yang positif dan inspiratif untuk mengajarkan nilai-nilai keislaman yang sejalan dengan syariat Islam yang dianut di Aceh.
Dalam hal ini, bioskop syariah bukan hanya menjadi solusi untuk masalah industri perfilman di Aceh, tetapi juga bisa menjadi sarana dakwah yang efektif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri perfilman untuk menjalankan bioskop syariah ini dengan baik dan benar.
Sebagai kesimpulan, bioskop syariah bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah industri perfilman di Aceh.
Selain sebagai hiburan yang sejalan dengan syariat Islam yang dianut di Aceh, bioskop syariah juga bisa menjadi media untuk mengedukasi masyarakat tentang Islam yang moderat dan toleran.
Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri perfilman sangat dibutuhkan dalam menjalankan bioskop syariah ini dengan sukses.
Banda Aceh, 5 Maret 2023
*)Penulis Syauqas Rahmatillah, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry, email: syaukassigli@gmail.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DISINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.