Kupi Beungoh
SMS Lebih Berbahaya dari Bom Atom
Sifat iri dan dengki merupakan penyakit hati yang dapat merusak hubungan sosial, memicu konflik, serta menghambat perkembangan diri dan lingkungan
Oleh: Masrur, MA*)
Manusia sebagai makhluk sosial dalam keseharian, dalam interaksi dan dalam masyarakat kerap terjadinya konflik antar sesama yang dikenal dengan hasad (dengki).
Sifat iri dan dengki merupakan penyakit hati yang dapat merusak hubungan sosial, memicu konflik, serta menghambat perkembangan diri dan lingkungan.
Hasad timbul akibat merasa tidak puas dengan pemberian Allah kepada orang lain, sedangkan dengki adalah rasa benci terhadap kebahagiaan atau nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain.
Keberadaan sifat ini sangatlah berbahaya, karena selain merugikan diri sendiri, juga merusak harmoni dalam masyarakat.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjauhi sifat-sifat buruk ini dan menggantikannya dengan sifat-sifat yang lebih mulia.
Baca juga: Berikut Doa Setelah Sholat Wajib, Terhindar dari Sifat Iri, Dengki, Dosa Diampuni Allah SWT
Sebagai gantinya, mari kita tingkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala yang telah Ia berikan kepada kita.
Kita harus belajar untuk merasa bahagia atas kesuksesan dan keberuntungan orang lain tanpa merasa (hasad) iri atau dengki.
Kita harus berusaha untuk membantu dan mendukung saudara kita dalam kebaikan, bukannya menghalangi atau merendahkan mereka.
Terkait pengertian atau definisi hasad, telah disebutkan dalam kamus al-‘Ain disebutkan lafadz ẖasad adalah mashdar dari fi’il ẖasada yaẖsudu ẖasadan.
Dalam kamus Lisân al-‘Arab disebutkan asal kata ẖasad adalah Qasyr (lapisan kulit luar), Ibn Mandzûr mengutip perkataan al-Azharî dari Ibn al-A’râbî (w. 543 H) bahwa hasad menguliti hati seperti kutu menguliti kulit kemudian menghisap darahnya.
Hasad yaitu ketika seseorang melihat nikmat yang dimiliki saudaranya, ia berharap nikmat tersebut hilang dari saudaranya tersebut dan menjadi miliknya seorang.
Sedangkan al-Ghabthu yaitu harapan seseorang memiliki nikmat seperti yang dimiliki saudaranya tetapi tidak berharap nikmat tersebut hilang dari saudaranya.
Baca juga: Abati Kuta Krueng Isi Pengajian di Masjid Al-Falah Pidie, Bahas Sifat Dengki dan Cara Mengobatinya
Menurut al-Ghazâlî (450-505 H/1058-1111 M), dalam semua keadaan hukum hasad adalah haram, kecuali hasad terhadap nikmat yang diperoleh fajir (yang hanyut dalam kemaksiatan) dan orang kafir yang mana nikmat tersebut digunakan untuk menyebar fitnah, menciptakan permusuhan dan menyakiti makhluk.
Kebencian terhadap nikmat yang dimiliki fajir dan kafir serta keinginan agar nikmat tersebut hilang dari mereka tidaklah membawa mudharat.
Karena kita tidak menginginkan nikmat tersebut hilang dari segi bendanya, akan tetapi dari segi nikmat tersebut digunakan sebagai alat untuk kerusakan, andaikan nikmat tersebut bukanlah alat untuk kerusakan tentulah kita tidak menginginkan nikmat tersebut. (Debibik Nabilatul Fauziah, 2020).
SMS dalam Perspektif Psikologi
Esensi dari hasad itu sendiri tidak ingin kebahagian itu hadir dan dimiliki oleh orang lain.
Fenomena itu di era millenial kerap orang menyebutnya dengan SMS (Susah Melihat (orang) Senang) atau (Senang Melihat (Orang) susah).
Keberadaan SMS ditinjau dari hukum Islam sudah pasti haram alias berdosa. Berpijak dari perspektif psikologi perasaan senang saat melihat orang lain susah, menurut peneliti dari Department of Psychology Mercer University, dikenal dengan nama schadenfreude.
Baca juga: Terhindar dari Sifat Buruk Iri dan Dengki, Berikut Doanya Lengkap Bahasa Arab hingga Terjemahannya
Schadenfreude juga dapat diartikan sebagai “sukacita dalam kerugian’. Istilah ini diambil dari bahasa Jerman, yaitu “Schaden’ yang berarti kerugian dan “Freude’ berarti sukacita.
Wilco W. van Dijk, dosen psikologi Universitas Leiden di Belanda, mengatakan bahwa orang yang menertawakan kesialan orang lain mungkin menganggap ada sesuatu dalam kejadian tersebut yang menguntungkan bagi dirinya sendiri.
Mungkin juga mereka merasa lebih baik atau lebih beruntung daripada yang tertimpa kemalangan. Contoh sederhananya adalah saat menonton komedi di televisi. Melihat pelawak yang mengolok-olok rekannya, Anda mungkin jadi tertawa terbahak-bahak karenanya.
Reaksi ini muncul karena Anda merasa skenario itu sengaja dibuat untuk menghibur, yang tentu akan menguntungkan diri Anda sendiri. Di sisi lain, Anda juga merasa gembira dan lebih baik daripada si “korban’ karena bukan Andalah yang menjadi target olok-olok.
Beberapa pakar psikologi juga percaya bahwa kesenangan tersebut bisa timbul dari rasa iri, atau cemburu pada kehidupan orang yang sedang menderita. Misalnya, senang melihat teman sendiri tidak lulus ujian masuk tes universitas.
Tanpa pernah disadari Kitamungkin merasa tersaingi dan iri terhadap kemampuan atau keberhasilan lain yang teman Kita pernah capai dulu. Maka ketika ia sekali ini gagal akan terdengar seperti sebuah kabar baik.
Ada beberapa “anak panah” atau efek negatif dari SMS atau sebagai akibat dan bahaya yang akan ditimpakan kepada orang-orang dengki.
Pertama, orang dengki akan dimusnahkan amal ibadahnya di akhirat kelak. Artinya, pahala amal ibadah si-pendengki di dunia ini habis “dimakan” oleh kedengkiannya dengan sangat mudah, laksana api memakin kayu bakar yang kering.
Baca juga: Tanpa Kabar Usai Ditangkap, Keluarga Lapor Ke Haji Uma, Akhirnya Pemuda Aceh Bisa Bicara Dengan Ibu
Kedua, orang dengki akan senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan tercela, kemungkaran dan kemaksiatan, seperti berbohong, mengumpat, mencaci-maki, berseteru dengan orang lain, dan bahkan sampai saling membunuh.
Ketiga, orang dengki, tidak akan mendapat shafa’at dari Nabi Muhammad Saw di akhirat.
Karena orang pendenki bukan bagian dari ummat Nabi Muhammad Saw., sebagaimna sabdanya: “man ḥasada laysa minnā ” (orang yang dengki itu bukan daripada aku).
Keempat, orang dengki itu, langsung atau tidak langsung, telah berburuk sangka, menyalahkan dan marah kepada Allah atas anugerahkan nikmat yang diberikan kepada orang lain.
Dengan sendirinya dapat dipastikan bahwa orang dengki semacam tidak akan pernah persyukur pada Allah dan sekaligus ingkar (kufur) atas nikmat yang diberikan Allah.
Oleh karena itu, orang dengki tersebut akan dimasukkan ke dalam neraka di akhirat kelak.Kelima, orang dengki akan membawa mudarat kepada orang yang didengkinya, seperti melancarkan fitnah.
Baca juga: Pendidikan Berbasis Masjid
Untuk itu, Rasulullah berlindung kepada orang pendeki, sebagaimana berlindung kepada syaithan.
Keenam, orang dengki senantiasa hatinya merasa menderita dan berduka cita melihat orang didengkinya semakin sukses, dan senantiasa berharap dan berusaha sekuat mungkin agar orang yang didengkinya itu gagal dan menderita.
Ketujuh, orang dengki itu akan dibutakan mata hatinya oleh Allah, sehingga dia tidak kebenaran dan kebaikan serta tidak mampu lagi melihat kebmengerti akan hukum-hukum Allah. Menyebab itu semua, lantaran hatinya selalu digerogoti sikap dengki kepada orang lain.
Delapan, orang dengki itu dibenci Allah, sehingga Allah tidak akan ditolong mereka dalam menjatuhkan/membinasakan musuh-musuhnya.
Apa lagi, orang yang didengkinya itu terkadang dizaliminya, sehingga Allah berpihak dan mengasihi hamba-hamba-Nya yang dizalami itu. (Raja Ali Haji, Thamarāt al-Muhimmah, 54-56)
Baca juga: 6 Tahun Masriah Siram Kencing-Tinja ke Rumah Tetangga, Buya Yahya Ungkap Cara Obati Benci dan Dengki
Berdasarkan dari paparan di atas, efek dibalik bahaya penyakit hasad atau SMS itu tentunya lebih dahsyat dari bom atom itu sendiri.
Bom Atom hanya akan menghancurkan benda fisik dan alam sekitarnya namun keberadaan iri atau hasad ini akan terus berkelanjutan bahkan berketurunan apabila tidak saling mengalah atau mengakui kelebihan orang lain.
Selain korban material atau fisik yang ditimbulkan dari SMS juga rohaniah atau psikologi juga akan berefek negative.
Rasulullah Saw sendiri memperingatkan kita dari bahaya penyakit ini, baginda nabi berkata : ‘Jauhilah olehmu sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar’.”
Mari kita jauhi SMS dan perbanyak zikir dan minta ampunan kepada Allah dan sesama kita serta berdoalah menjadi insan muttaqien.
Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
*) PENULIS adalah Komisioner KIP Pidie Jaya dan Mantan Ketua Ansor Pidie Jaya
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.