Kupi Beungoh
Zina Dilokalisasi, Poligami Dihujat, Paradoks Sosial dan Religius dalam Masyarakat Modern
Secara sosial, poligami dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam rumah tangga, terutama jika prinsip keadilan dan keseimbangan tidak dipenuhi
Namun, fakta menunjukkan bahwa lokalisasi ini tidak selalu efektif dalam mengurangi penyebaran penyakit menular seksual atau meningkatkan kesejahteraan para pekerja seks. Sebaliknya, banyak dari mereka terus menghadapi stigma sosial, kekerasan, dan eksploitasi.
Baca juga: MS Jantho Tangani 1.033 Perkara, Tertinggi Istri Ceraikan Suami, 16 Kasus Rudapaksa dan 4 Poligami
Membangun Pemahaman yang Lebih Luas tentang Nilai-nilai Kemanusiaan
Dalam mengeksplorasi kedua fenomena ini, penting untuk menelaah nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari pandangan kita tentang poligami dan zina.
Keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap martabat manusia harus menjadi pedoman dalam menilai dan menanggapi kedua isu ini.
Promosi Dialog yang Inklusif dan Menghormati Keragaman
Islam membolehkan poligami bukan sebagai anjuran utama tetapi sebagai solusi dalam kondisi tertentu.
Banyak umat Islam yang menghargai monogami dan mempraktikkannya sebagai bentuk komitmen utama dalam pernikahan.
Sebaliknya, fenomena zina semakin marak, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa. Pria tua sering mengejar hubungan dengan wanita yang lebih muda atau janda.
Cara-cara ini sering kali tidak manusiawi dalam menyalurkan hasrat seksual, yang mengarah pada penyebaran penyakit menular seksual, termasuk HIV, yang juga bisa menular kepada pasangan sah mereka.
Dua fenomena
Poligami dan zina adalah dua fenomena yang mencerminkan tantangan sosial dan moral yang kompleks dalam masyarakat modern.
Dengan mendalami berbagai dimensi dari kedua isu ini, kita dapat membangun pemahaman yang lebih komprehensif dan seimbang.
Masyarakat harus menghadapi kenyataan bahwa poligami dan zina tidak dapat dilihat hanya melalui lensa hukum atau moral semata, tetapi harus dipertimbangkan dalam konteks sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih luas.
Baca juga: Curhat Pria Tinggal Serumah Bersama 3 Istri, Awalnya Bahagia, Kini Menyesal Sudah Poligami
Dengan demikian, kita dapat mempromosikan keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia dalam semua konteks masyarakat, dan selamat dari menjadi binatang modern yang memperbudak hawa nafsu semata.
Mari kita berdoa jauh dari Zina, Allahumma innii a'uudzubika min syarri sam'i, wa min syarri bashari, wa min syarri lisani, wa min syarri qalbi, wa min syarri maniyyi.
Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari kejelekan pendengaranku, dari kejelekan penglihatanku, dari kejelekan lisanku, dari kejelekan hatiku, serta dari kejelekan kemaluanku. (risalahbuyawoyla@gmail.com)
*) PENULIS adalah Ketua Umum DPP ISAD, Alumni Dayah BUDI Lamno dan Pengamat Bumoe Singet
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Integritas dan Sistem Bercerai, Korupsi Berpesta |
![]() |
---|
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.