Kupi Beungoh
Sabang Emas di Tangan Zulkifli: Dari Retreat Jatinangor Menuju Transformasi Teknologi dan Ekologi
Lewat forum-forum diskusi selama retreat di Jatinangor, Zulkifli menghadirkan Sabang menjadi topik diskusi strategis.
Ia dikenal bukan tipe walikota yang betah di balik meja. Ia bercerita, kadang ia muncul tiba-tiba di ruang kelas SD atau pasar rakyat di Pulau Weh, besoknya sudah berada di Jakarta mengejar MoU digitalisasi dengan mitra luar negeri.
“Sabang terlalu berharga untuk dikelola dengan cara biasa,” katanya pada suatu kesempatan menikmati coklat panas bersama mitra dari Google Indonesia.
Baca juga: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sabang Ikut Retret di Jatinangor, Zulkifli Adam Disambut Kalung Bunga
Mewujudkan Potensi Sabang Emas dalam Bingkai Kawasan Sabang Sabang Emas bukan sekadar mimpi tentang infrastruktur dan pariwisata, tapi soal martabat.
Zulkifli ingin anak-anak Sabang percaya bahwa mereka lahir di kota yang penting, yang punya peran di panggung nasional dan global.
Ia ingin orang-orang muda kembali, bukan pergi. Karena merasa Sabang bisa memberi masa depan.
Mungkin masih terlalu dini menilai hasil dari segala langkah yang ditempuhnya. Tapi satu hal yang pasti, Zulkifli telah menyalakan api kecil di ujung barat negeri ini.
Di kota yang dulu hanya dikenal karena statusnya sebagai titik nol Indonesia, kini mulai tumbuh gagasan-gagasan besar tentang masa depan.
Zulkifli tidak ingin Sabang sekadar menjadi catatan kaki dalam sejarah pelayaran, tapi menjadi simpul dari jaringan masa depan Indonesia: hijau, cerdas, dan berdaulat secara digital.
Saat ini adalah periode kedua bagi Zulkifli memimpin Sabang setelah periode pertama menjadi Walikota tahun 2012-2017. Inilah saatnya menuntaskan mimpi yang tertunda.
Momentum bagi seorang Zulkifli H. Adam yang terus bekerja, berpikir, dan berdoa—agar Sabang tak hanya menjadi cerita masa lalu, tapi bab pembuka dari masa depan Indonesia.
*) PENULIS adalah Ketua Indonesia Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) Provinsi Aceh & Pendiri Kelompok Kajian Kebijakan Publik MFF Syndicate
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Urgensi Pendidikan Politik untuk Merawat Perdamaian Aceh Pasca Dua Puluh Tahun |
![]() |
---|
Aceh Damai, Perspektif Jurnalistik |
![]() |
---|
Kurikulum Pendidikan Islam Itu "Berbasis Cinta", Solusi Masalah Lokal & Jawaban Tantangan Global |
![]() |
---|
20 Tahun Damai Aceh, Mengenang Dokter Muhammad Jailani, Penebar Senyum Menyembuhkan |
![]() |
---|
Aceh, Mesin Tanpa Bensin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.