Pojok Humam Hamid
Kontroversi Menggelegar Zohran Mamdani di New York: Saya Akan Tangkap PM Israel- Benyamin Netanyahu
inisiatif Mamdani berpotensi menimbulkan ketegangan diplomatik, terutama dengan pemerintahan Trump yang mendukung Netanyahu.
Ini menandakan adanya perubahan nilai di kalangan generasi muda yang lebih terbuka terhadap narasi kemanusiaan global dan solidaritas dengan kelompok yang selama ini kurang terdengar, seperti Palestina.
Sebaliknya, kelompok pemilih yang lebih tua dan moderat cenderung lebih skeptis terhadap posisi Mamdani, terutama terkait isu kontroversial seperti dukungan terhadap BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) dan kritik terhadap pemerintah Israel.
Hal ini menunjukkan adanya ketegangan antara aspirasi progresif dan realitas politik yang lebih konservatif, terutama di komunitas Yahudi yang lebih religius atau tradisional.
Secara politik, hasil polling mengindikasikan polarisasi yang tajam di antara pemilih New York.
Mamdani memanfaatkan momentum gerakan sosial progresif yang menuntut perubahan sistemik, seperti keadilan ekonomi dan reformasi kepolisian, serta mengekspresikan solidaritas internasional.
Namun, ia juga menghadapi perlawanan dari kalangan politik arus utama dan independen yang berusaha mempertahankan status quo dan hubungan tradisional dengan Israel.
Dalam konteks ini, strategi Mamdani akan ditentukan oleh kemampuannya menyeimbangkan antara mempertahankan basis progresifnya yang kuat dan merangkul pemilih moderat agar dapat memenangkan pemilu.
Baca juga: Zohran Mamdani Dalam Arus Ideologi Politik Amerika Serikat
Dukungan Gubernur New York
Perubahan demografis dan sosial-politik di New York memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Mamdani dalam memimpin kota yang sangat beragam dan kompleks ini.
Kalaulah ada sesuatu yang membuat New York terkesima adalah dukungan yang diberikan gubernur negara bagian New York kepada Mamdani.
Dalam pernyataannya yang tegas dan penuh pertimbangan, Gubernur New York, Kathy Hochul, menyatakan dukungannya kepada Zohran Mamdani sebagai calon wali kota New York City.
Bagi sang gubernur, pilihan ini bukan soal kesamaan pandangan mutlak, tetapi soal menemukan sosok pemimpin yang berani, jujur, dan berkomitmen terhadap masa depan warga.
Meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda--seorang gubernur perempuan dari Buffalo dan seorang legislator muda dari Queens-- keduanya disatukan oleh nilai-nilai yang sama, yakni keberanian, pengabdian, dan semangat untuk melayani.
Mamdani dipandang sebagai sosok yang mengerti kebutuhan rakyat, mulai dari isu keterjangkauan biaya hidup, keselamatan kota, hingga pentingnya memerangi diskriminasi dan antisemitisme.
Gubernur juga menekankan pentingnya melawan kebijakan federal yang merugikan rakyat New York.
Dalam hal ini, ia melihat Mamdani sebagai sekutu kuat yang siap berdiri tegak melawan campur tangan politik dari Washington, terutama dari Presiden Trump.
Revisi UUPA, TA Khalid, dan “Pepesan Kosong” |
![]() |
---|
MSAKA21: Indrapuri, Candi yang Menjadi Masjid - Bagian IX |
![]() |
---|
“Iman Teknokratis” dan “Cuaca Buruk”: Manmohan Singh, Zhu Rongji, dan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Keamanan vs Perdamaian: Marco Rubio, Netanyahu, Ayalon, dan Masa Depan Palestina |
![]() |
---|
MSAKA21: Indrapatra, Benteng, Candi, dan Jejak Hindu di Pesisir Aceh - Bagian VIII |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.