Kupi Beungoh
Jeulame dan Masa Depan Anak Muda Aceh
Lonjakan harga emas yang melambung tinggi menjadi topik hangat pembicaraan masyarakat di Aceh.
Ketika inflasi, nilai mata uang mengalami kemerosotan menyebabkan harga emas melambung tinggi. Hal yang sama berlaku ketika harga minyak global di pasaran meningkat, maka harga emas ikut meningkat.
Lonjakan tinggi harga emas pada abad ke 21 disebabkan oleh krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 hingga 2010.
Selanjutnya krisis utang negara-negara Eropa pada tahun 2011 yang menyebabkan inflasi terus menerus menyebabkan harga emas terus meningkat.
Wabah Covid-19 menyebabkan kondisi perekonomian dunia terganggu yang menyebabkan harga emas mengalami lonjakan besar.
Dalam 5 tahun terakhir, harga emas meningkat hingga 60 persen sebagaimana dijelaskan di laman Databoks.
Baca juga: Gegara Isu Mahar, Pengantin Pria di Sulawesi Babak Belur Dipukul Keluarga Wanita,Polisi Kejar Pelaku
Dilansir dari situs Logammulia.com, sejak awal tahun 2025 hingga sekarang harga emas meningkat sangat tajam bahkan mencapai lebih dari 25?n menjadi rekor tertinggi pada tanggal 22 April 2025 yang lebih 2 juta per gramnya.
Namun sejak tanggal 23 April 2025 hingga artikel ini ditulis harga emas mengalami penurunan hingga 3,7?ri harga tertingginya.
Emas sebagai jeulame
Dalam adat Aceh, emas adalah satu-satunya wujud mahar yang diakui secara adat dan oleh masyarakat. Masyarakat Aceh menyebut mahar dengan istilah jeulame yang ditakar dengan istilah mayam.
Takaran 1 mayam adalah 3,3 gram emas murni. Besaran nilai emas yang ditentukan sebagai jeulame berkisar antara tiga hingga puluhan mayam, bahkan ada yang menetapkan 100 mayam.
Mahar ditentukan oleh wali dari calon pengantin perempuan dengan mempertimbangkan status sosial keluarga, budi pekerti, pendidikan, hingga tingkat pendidikan seorang perempuan.
Baca juga: Ingat! Mahar tak mesti Emas, bisa dalam bentuk lain, Simak Penjelasan Wakil Ketua MPU Lhokseumawe
Emas adalah material yang tidak dapat dipalsukan kemurniannya, sehingga ketentuan jeulame dalam bentuk emas mengandung makna filosofis cinta yang suci, abadi, sakral dan kesejahteraan.
Dengan makna filosofis yang terkandung di dalamnya, menyebabkan jeulame lebih dari sekadar mahar yang menjadi rukun pernikahan dalam Islam.
Ketentuan mahar dalam bentuk emas murni di Aceh dimulai sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam.
Pada masa tersebut, emas berfungsi sebagai alat tukar utama dan menjadi simbol kemakmuran Aceh sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara.
Integritas dan Sistem Bercerai, Korupsi Berpesta |
![]() |
---|
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.